Bicara soal membuat program di Linux sering kali dianggap sebagai hal yang “berat” atau bahkan “omongan tingkat tinggi.” Tidak sedikit yang merasa bahwa menggunakan Linux, apalagi memprogram di dalamnya, seperti menghadapi tembok besar yang tak mudah ditembus. Namun, benarkah seperti itu adanya? Apakah sesulit itu membuat program di Linux?
Jika kita menggali lebih dalam, sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Memang, kesan pertama saat beralih dari sistem operasi seperti Windows ke Linux bisa membuat bingung, terutama bagi pengguna yang terbiasa dengan antarmuka dan alat pengembangan yang lebih mainstream seperti Visual Basic (VB). Namun, hal tersebut lebih terkait dengan masalah adaptasi dan kebiasaan, bukan ketidakmampuan.
Pengalaman Memprogram di Linux: Tidak Sesulit yang Dibayangkan
Bagi siapa pun yang sudah memiliki dasar pemrograman, terutama dalam bahasa seperti C, memprogram di Linux tidak akan terasa terlalu menakutkan. Bahkan, bagi mereka yang terbiasa menggunakan Visual Basic di Windows, ada alat dan lingkungan pengembangan di Linux yang bisa menjadi alternatif.
Salah satu pilihan yang populer adalah Gambas. Gambas sering disebut sebagai “Visual Basic-nya Linux” karena kemiripan sintaks yang cukup signifikan. Bagi programmer yang sudah terbiasa dengan VB, menggunakan Gambas akan terasa familiar, meskipun Gambas bukanlah kloningan langsung dari VB. Jadi, bagi pecinta VB yang berpikir untuk mencoba memprogram di Linux, Gambas bisa menjadi solusi yang sangat menarik.
Apa Itu Gambas?
Gambas, yang merupakan singkatan dari “Gambas Almost Means Basic,” adalah sebuah interpreter berbasis objek yang dirancang untuk memberikan pengalaman yang mirip dengan Visual Basic. Meskipun begitu, Gambas bukanlah replika dari VB. Ini adalah alat pengembangan mandiri yang memungkinkan pengguna untuk membangun aplikasi grafis dan konsol di Linux dengan cara yang lebih mudah dan efisien, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa dengan logika pemrograman berbasis objek.
Sejak pertama kali dirilis, Gambas terus berkembang, dan pada saat artikel ini ditulis, versi terbaru yang tersedia adalah Gambas 1.9.29dev. Versi ini sudah sangat stabil dan mendukung sebagian besar fitur yang biasa ditemukan di Visual Basic. Bagi programmer yang baru bermigrasi ke Linux, Gambas memberikan jalan tengah yang sempurna untuk tetap produktif tanpa perlu belajar dari awal.
Kesamaan Sintaks Gambas dengan Visual Basic
Salah satu alasan utama mengapa Gambas banyak diminati adalah kesamaan sintaksnya dengan VB. Hampir semua sintaks Visual Basic dapat dikenali oleh Gambas, meskipun ada beberapa perbedaan dalam hal penamaan objek. Misalnya, jika di Visual Basic kita mengenal istilah “Screen,” di Gambas istilah yang digunakan adalah “Desktop.” Perbedaan semacam ini bukanlah hal besar, dan biasanya pengguna akan cepat terbiasa dengan perubahan tersebut.
Kesamaan dalam sintaks ini membuat proses migrasi dari Windows ke Linux jauh lebih mudah bagi programmer yang sebelumnya menggunakan Visual Basic. Dengan Gambas, kamu tidak perlu belajar bahasa pemrograman baru dari awal, melainkan hanya perlu menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan kecil.
Tantangan dalam Migrasi ke Gambas
Meskipun Gambas menawarkan banyak kemudahan, bukan berarti tidak ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal antarmuka pengguna (GUI). Salah satu kesulitan yang sering dialami pengguna adalah perbedaan mendasar antara GUI yang digunakan di Visual Basic dan di Gambas.
Di Visual Basic, kita terbiasa dengan antarmuka berbasis MDI (Multiple Document Interface), yang memungkinkan kita bekerja dengan beberapa jendela di dalam satu aplikasi. Namun, di Gambas, GUI yang digunakan lebih berorientasi pada SDI (Single Document Interface), di mana setiap jendela aplikasi berdiri sendiri. Perbedaan ini mungkin membuat sedikit frustrasi pada awalnya, terutama bagi mereka yang terbiasa dengan fleksibilitas MDI.
Namun, jangan khawatir. Seiring berjalannya waktu dan semakin sering menggunakan Gambas, kamu akan semakin terbiasa dengan pendekatan SDI yang digunakan di Linux. Tantangan ini tidak akan terasa sebagai masalah besar setelah kamu mulai memahami cara kerja Gambas dan bagaimana sistem operasi Linux menangani jendela aplikasi.
Solusi untuk Pengguna yang Ingin Tetap Menggunakan MDI
Bagi pengguna yang benar-benar merasa kesulitan dengan antarmuka SDI di Gambas, ada solusi yang bisa dicoba. Salah satunya adalah menggunakan Fakebas, sebuah tools yang bisa diunduh dari Kudla.org. Fakebas adalah alat modifikasi yang memungkinkan antarmuka Gambas untuk mendukung MDI. Dengan Fakebas, kamu dapat bekerja dengan beberapa jendela dalam satu aplikasi, mirip dengan apa yang ditawarkan oleh Visual Basic.
Dengan alat ini, Gambas menjadi lebih fleksibel dan ramah bagi pengguna yang terbiasa bekerja dalam lingkungan pengembangan MDI. Ini adalah contoh bagaimana komunitas Linux terus berkembang dan berusaha menyediakan solusi yang mendukung berbagai gaya kerja.
Kesimpulan: Linux dan Pemrograman, Tantangan yang Layak Diatasi
Pada akhirnya, pertanyaan apakah membuat program di Linux itu sulit atau tidak sangat tergantung pada sudut pandang dan pengalaman pribadi. Bagi mereka yang baru pertama kali terjun ke dunia Linux, tantangan yang dihadapi mungkin terasa besar. Namun, dengan alat-alat seperti Gambas dan dukungan dari komunitas open source yang aktif, kesulitan itu dapat diatasi.
Jika kamu sudah terbiasa dengan dasar-dasar pemrograman, terutama dengan bahasa seperti C atau Visual Basic, maka Linux bukanlah platform yang akan membuatmu patah semangat. Justru, ini adalah kesempatan untuk memperluas kemampuan pemrogramanmu, mempelajari cara kerja sistem operasi open source, dan berkontribusi pada komunitas yang luas dan inklusif.
Linux menawarkan fleksibilitas yang luar biasa, dan memprogram di dalamnya tidak sekompleks yang dibayangkan banyak orang. Jadi, jangan takut untuk mencoba. Siapa tahu, kamu justru akan menemukan bahwa Linux adalah tempat yang tepat untuk mengembangkan ide-ide baru dan menciptakan aplikasi yang luar biasa.
5 Komentar
hallo mas anjar…
ngomong-ngomong masalah gambas, kebetulan sy sdh terlanjur seneng banget sama zencafe selain dilengkapi codec juga kebutuhan standart kita berkomputer sma sudah ada disini, apalagi ringan banget….
nah masalahnya aku pengen install gambas lengkap dgn database server mysql nya…
gimana caranya tuh….
trims banget..
gambas bisa donlot langsung atau via netpkg di repositorynya zenwalk om 😉
sdh donlot mas, tapi waktu install gagal maning, gagal maning, kira kira file library apa yg dibutuhin gambas tapi belum ada di zencafe, thanks
cobain jalanin gambasnya via console, biasanya ketauan library apa aja yang kurang om 😀
btw udah lama sekali ga jalanin gambas jadi paket2 apa aja yang dibutuhkan gambas sekarang kurang tau. anyway kenapa ga pake lazarus? lazarus enaknya aplikasinya bisa running di multiplatform, hasilnya pun bisa di kompel di windows ataupun di linux.