Perdebatan mengenai fenomena blog seleb tampaknya sudah lama berkembang, tetapi hingga kini, topik ini masih sering memancing pro dan kontra. Bagi sebagian orang, status blog seleb adalah pencapaian yang diinginkan, sementara yang lain justru merasa istilah ini berlebihan dan malah mereduksi esensi dari blogging itu sendiri.
Saya setuju dengan beberapa pendapat, termasuk yang pernah disampaikan oleh Harry Sufehmi. Meski blog saya tidak sepopuler blog seleb, dengan hanya ratusan pengunjung setiap hari dan sedikit komentar, saya merasa puas. Bagi saya, angka pengunjung bukanlah tolok ukur utama kesuksesan blog. Kepuasan terbesar adalah ketika tujuan saya untuk berbagi tercapai, di mana ada orang-orang yang mendapatkan manfaat dari tulisan-tulisan saya. Itulah yang membuat aktivitas blogging tetap bermakna, bahkan tanpa ribuan komentar atau pengunjung setiap harinya.
Apa Itu Blog Seleb?
Bagi para pembaca setia blog, istilah blog seleb tentu bukan hal yang asing. Istilah ini merujuk pada blog yang penulisnya dikenal luas dan memiliki banyak penggemar, sehingga blog mereka sering kali menjadi salah satu situs pertama yang dikunjungi oleh para penggemar saat berselancar di internet. Fenomena ini hampir mirip dengan selebriti di dunia nyata—blog seleb seolah menjadi tujuan utama para pembaca untuk mendapatkan informasi, opini, atau sekadar hiburan.
Namun, apakah ukuran kesuksesan sebuah blog hanya dilihat dari banyaknya komentar dan pengunjung? Pada blog seleb, komentar-komentar yang muncul sering kali terasa tidak bermutu, seperti komentar “pertamax”, “kedua”, atau bahkan yang tidak nyambung dengan isi tulisan. Apakah hal ini menambah nilai dari blog itu sendiri? Atau justru mereduksi esensi dari diskusi yang seharusnya lebih mendalam dan bermutu?
Esensi Blogging yang Sebenarnya
Kita perlu mengingat kembali bahwa blog pada awalnya adalah sarana “curhat” atau tempat berbagi pengalaman pribadi, yang seiring waktu berkembang menjadi platform berbagi pengetahuan. Esensi dari blog adalah untuk berbagi—baik itu cerita, informasi, maupun ilmu. Komentar memang bisa memberikan kepuasan tersendiri, terutama jika berupa apresiasi dari pembaca. Tetapi, banyaknya komentar tidak selalu menjadi ukuran keberhasilan sebuah blog.
Komentar yang bermutu jauh lebih berharga dibandingkan sekadar komentar asal “jeplak” yang hanya untuk mengejar status “pertamax”. Komentar-komentar seperti ini tidak menambah nilai bagi diskusi, tidak memperkaya pembahasan yang ada, dan pada akhirnya tidak memberikan kontribusi yang berarti baik bagi penulis maupun pembacanya. Sebaliknya, komentar yang berbobot dapat memperdalam pemahaman pembaca lain dan membantu penulis untuk melihat berbagai sudut pandang yang berbeda.
Fenomena Blog Seleb: Mengubah Arah Blogging?
Fenomena blog seleb pada dasarnya tidak salah, tetapi ada kekhawatiran bahwa istilah ini mengubah arah blogging menjadi sekadar ajang untuk mengumpulkan komentar atau popularitas, bukan lagi tentang berbagi pengetahuan. Dalam skenario ini, penulis mungkin tergoda untuk mengangkat topik-topik yang populer semata demi mendapatkan perhatian dan komentar yang lebih banyak, meski konten yang dihasilkan kurang mendalam atau tidak relevan dengan misi awal blog tersebut.
Di sinilah kita perlu mengajukan pertanyaan: Apakah tujuan blogging adalah untuk mendapatkan pengunjung dan komentar sebanyak mungkin? Ataukah blogging adalah sarana untuk berbagi informasi yang bermanfaat dan membuka ruang diskusi yang bermutu?
Saya sendiri memilih untuk tetap berfokus pada kualitas konten dan manfaat yang bisa saya bagikan kepada pembaca, meskipun jumlah pengunjung blog saya tidak setinggi blog seleb. Saya percaya bahwa meskipun hanya ada sedikit pembaca, selama mereka mendapatkan sesuatu yang berharga dari tulisan saya, itu sudah cukup untuk membuat aktivitas blogging ini bermakna.
Apakah Blog Seleb Harus Menjadi Blog Saleb?
Dengan semakin populernya istilah blog seleb, kekhawatiran saya adalah blog akan kehilangan esensinya sebagai media untuk berbagi dan berdiskusi. Ketika komentar lebih diarahkan pada hal-hal yang dangkal atau hanya demi status sosial, blog seleb bisa berubah menjadi “blog saleb”—tempat di mana pembaca hanya datang untuk meninggalkan komentar tanpa membaca dan memahami konten dengan baik. Di sini, “gatal” untuk berkomentar seperti halnya kita merasa puas cuma di oles oleh saleb.
Itulah mengapa saya berpikir bahwa istilah blog seleb mungkin perlu kita hilangkan. Sebaliknya, mari kita kembalikan blogging pada makna aslinya—untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan membuka ruang diskusi yang bermanfaat. Bukan semata-mata untuk mengejar jumlah komentar atau popularitas yang kosong.
2 Komentar
Ya betul mas…
Salam kenal dari aku…
lamlikum….
sekarang memang benar buaaanyak blog yang kurang berbobot mas, buat apa yow??????
emang perlu dikritisi tu
salam kenal aja dariku, thank
salam….