Memahami NAS dan SAN: Cara Menggunakan Network Storage di Linux

Kalau pakai Linux, pasti pernah dong ngalamin pas colok storage eksternal atau perangkat baru, eh nggak langsung muncul. Rasanya mungkin bikin bingung—”Ini perangkat nggak terdeteksi atau gimana, ya?” Sebenarnya, di Linux, perangkat biasanya terdeteksi dengan baik, kecuali kalau memang ada masalah fisik pada perangkatnya. Tantangannya, apakah kernel Linux bisa langsung dukung perangkat tersebut? Nah, di sinilah modul atau driver berperan penting, dan dari sini juga kita belajar gimana cara mengelola storage di Linux.

Apa Itu NAS?

Network Attached Storage (NAS) bisa dibilang adalah komputer atau perangkat khusus untuk nyimpan dan kelola data. NAS ini populer di berbagai setting, dari kantor kecil sampai enterprise, karena mudah banget diakses pakai jaringan melalui protokol seperti SMB atau NFS. Di Linux, caranya cukup sederhana—pakai perintah mounting aja, misalnya:

mount -t nfs 192.168.1.1:/data /mnt/data
mount -t cifs //192.168.1.1/data /mnt/data -o username=user,password=pass

NAS dengan iSCSI

Untuk penggunaan NAS dengan model iSCSI, storage-nya bisa diperlakukan seolah-olah perangkat lokal. iSCSI ini lebih kompleks, tapi dengan sedikit persiapan bisa kita atur dengan mudah. Pastikan kamu udah install open-iscsi:

# Untuk sistem berbasis RPM
yum install open-iscsi

# Untuk sistem berbasis DEB
apt-get install open-iscsi

Setelah itu, jalankan layanan open-iscsi:

service open-iscsi restart

Terus, untuk menemukan storage di NAS, lakukan scanning:

iscsiadm -m discovery -t st -p 192.168.1.1

Setelah storage muncul, lanjut login ke target iSCSI:

iscsiadm -m node --targetname "iqn.2004-08.jp.buffalo:TS-RIGL36E-001D7326336E:IPSSTG01" --portal "192.168.1.1:3260" --login

Storage sekarang bakal muncul di sistem kamu, bisa cek pakai fdisk -l. Kalau mau format storage (misal muncul sebagai /dev/sda), bisa pakai:

fdisk /dev/sda
mkfs.ext3 /dev/sda1

Untuk logout, cukup jalankan perintah berikut:

iscsiadm -m node --targetname "iqn.2004-08.jp.buffalo:TS-RIGL36E-001D7326336E:IPSSTG01" --portal "192.168.1.1:3260" --logout

Mengenal Storage Area Network (SAN)

Kalau NAS itu berbasis file, SAN (Storage Area Network) berbasis blok, di mana perangkat storage terasa seperti bagian dari komputer lokal. SAN biasanya dipakai di enterprise buat disk array atau perangkat besar lainnya.

Biasanya, SAN pakai Multipath I/O (MPIO), yang ngasih akses data melalui beberapa jalur supaya performa dan ketersediaan meningkat. Nah, di Linux, kamu bisa aktifin multipath dengan install:

# Untuk sistem berbasis RPM
yum install device-mapper-multipath

# Untuk sistem berbasis DEB
apt-get install multipath-tools

Buka file /etc/multipath.conf, terus pastikan perangkat SAN kamu nggak masuk dalam daftar blacklist. Kalau ada blacklist, kasih tanda # biar nggak aktif.

Untuk mulai pakai multipath:

service multipathd restart

Terus scan host SCSI:

ls /sys/class/scsi_host/
echo "- - -" > /sys/class/scsi_host/host0/scan
echo "- - -" > /sys/class/scsi_host/host1/scan
echo "- - -" > /sys/class/scsi_host/host2/scan

Cek hasil scan dengan:

multipath -ll
fdisk -l

Kalau belum kebaca, coba restart lagi multipath:

service multipathd restart

Saat SAN terdeteksi sebagai multipath device (misalnya /dev/mpath0), format storage pakai:

fdisk /dev/mpath0

Resizing SAN Tanpa Reboot

Kalau LUN SAN di-resize (misal dari 2TB jadi 2,5TB), nggak perlu reboot. Cukup rescan aja:

echo 1 > /sys/block/sda/device/rescan
echo 1 > /sys/block/sdb/device/rescan

Cabut dan pasang lagi jalur multipath:

multipathd -k
multipathd>del path sda
multipathd>add path sda
multipathd>resize map dm-62

Terakhir, cek lagi pakai:

multipath -ll
fdisk -l

Kalau pakai LVM, jangan lupa resize Logical Volume dan Volume Group juga!

Kesimpulan

Baik NAS maupun SAN, keduanya adalah solusi storage berbasis jaringan, masing-masing dengan keunggulannya. NAS lebih mudah untuk akses file dan cocok buat sharing, sedangkan SAN lebih cepat, ideal untuk kebutuhan enterprise dengan skala besar. Dengan pengaturan yang tepat, kamu bisa optimalkan penggunaan storage berbasis jaringan di Linux!

Kamu mungkin juga menyukai

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *